HISTORY
history
Mereka adalah sebuah band punk rock berasal dari Jakarta yg dibentuk pada tahun 1997, atas dasar ambisi seorang apenx yang berjibaku untuk membentuk sebuah band punk rock dengan berattitude-kan skater, pertemuannya dengan seorang drumer bernama isan adalah langkah awalnya, dimana keduanya mempunyai dasar kesamaan dalam mendengar-kan musik-musik punk. tiba-tiba muncul ide apenk untuk mengajak isan dan membentuk sebuah band punk, dan mereka berdua sepakat untuk membuat sebuah band dengan menamakannya INHALER (nama yang aneh..)
keduanya sepakat untuk mencari anggota yang lain, apenk mencoba merekrut fatulo pada vokal dan dewex pada bass, formasi awal sudah terbentuk dimulai dengan mengcover lagu-lagu dari band punk yang menjadi inspirasi mereka seperti NOFX, BAD RELIGION, LAG WAGON DLL, posisi guitar rythm masih kosong isan mencoba merekrut tedy teman lama SMAnya, mulailah Inhaler berlatih, tetapi siapa sangka gigs pertama yg diadakan ternyata tidak semudah yang dibayangan.
first show... kacau “demam panggung” ditempatkan urutan kedua, minim pengetahuan sound alhasil berantakan dan nge-drop... setelah show perdana inhaler kacau akhirnya isan memutuskan untuk mengundurkan diri dengan teddy bergabung bersama band reuniannya bernama pandoraz yang sekarang berganti menjadi “KURO”.
dengan berat hati apenk mencoba memulainya dari awal adalah pekerjaan tidak gampang mencari seorang drumer pada saat itu, khusus-nya untuk musik yang mereka mainkan. dewex merekrut teman rumahnya yang seorang drumer dan memperkenalkannya, masuklah seorang pria bernama didi (kodil) mengisi posisi drum, dan apenk mencoba merekrut teman sekampusnya qibenk untuk mengisi posisi rythm.
th 1998, september akhir, apenk mencoba memulai dari awal lagi, INHALER bukan nama yang tepat untuk visi dan misi selanjutnya maka dirubahlah namanya menjadi NO LABEL. mulai belajar dari kesalahan kemarin dan banyak menyaksikan band-band jakarta yang sudah besar mereka berlatih selama hampir setahun dan juga belajar mempelajari karakter-karakter ampli gitar sebagai pendukung dan karakter sound punk yg diinginkan, setelah proses pembelajaran mereka mencoba membuat dan memainkan lagu-lagu sendiri, selang beberapa bulan dan hanya mengikuti satu kali show qibenk harus hengkang dari NO LABEL demi menyelesaikan studinya yg tertunda, kembali posisi rythm kosong untuk sementara posisi rythm diisi oleh additional, dari hasil DEMO ternyata mendapat respon yang lumayan baik dari teman-teman terdekat sangat mendukung, berbekal pengetahuan musik seadanya (no skill), akhirnya kelimanya untuk mencoba membuat sebuah mini album, melalui proses yg cukup singkat merekam 10 lagu untuk sebuah mini album bertitel “huaaa..!!” dengan hasil sound yg sangat minim dan tanpa pemerosesan yang matang (modal nekat).
NO LABEL mencoba menawarkannya kepada sebuah records indie label, Pinball Records berani mengontrak untuk 400 copy pertama dengan sistem putus.th 2000, debut mini album NO LABEL keluar dipasaran indie pada saat itu.merasa sudah mempunyai sesuatu yg bisa diperkenalkan kepada lingkungan scene mereka mencoba untuk berpartisipasi dalam gigs underground dijakarta.
banyak pengalaman yang mereka rasakan mulai dari perjuangan mengikuti audisi, dispelekan, main alat seadannya, main tanpa bayaran pasti, audience penuh sampai yang sepi dsb.
th 2001, agung (jagur) dari project13 masuk menggantikan posisi qibenk. pria kurus jangkung itu memang dari awal sudah menyenangi NO LABEL sejak latihan pertama kali distudio yang kebetulan adalah tempat kediamannya. agung mulai meramaikan suasana musik NO LABEL pada saat itu.
th 2003, adalah tahun yang mengejutkan diluar dugaan 3 personil NO LABEL mengundurkan diri, kodil, dewex dan agung mereka mengundurkan diri dengan alasan masing-masing, sangat disayangkan kepergian mereka disaat sedang mempersiapkan album yang kedua. perjuangan dari sekian lama terasa sia-sia, tinggallah fatulo dan apenk. perjalanan untuk membesarkan sebuah band memang bukan perkara gampang, masih banyak yang belum tercapai dan keduanya mencoba melanjutkan kembali NO LABEL, apenk mulai merekrut yusek pada bass menggantikan posisi dewex , Ali dari band SPEAK UP menggantikan posisi agung pada lead guitar dan Anton dari band FAST CRASH pada drum menggantikan posisi kodil , masuknya mereka bertiga ternyata banyak mempengaruhi musik-musik yang sebelumnya diusung NO LABEL dengan banyak memasukan variasi-variasi skill yang mereka berdua miliki membuat musik NO LABEL lebih variatif dari sebelumnya.
th 2005, formasi NO LABEL menjadi
fatulo - vocal
apenk - guitar
yusek - bass
ali - lead guitar
anton - drum
mulai latihan penyesuaian dan juga menyelesaikan lagu-lagu untuk album ke dua yg tertunda, berjalan dalam masa penyesuaian tersebut kenyataan yang harus dialami oleh NO LABEL adalah fatulo harus memilih sebuah keputusan antara keluarga dan band, akhirnya diapun rela hengkang dari NO LABEL demi keluarga dan juga dikarenakan merasa ketidak mampuannya membagi waktu antara keduanya, keluarga dengan band.
the end of story?.... Nope
th 2006, apenk mencoba melanjutkan ambisi kecilnya untuk membuat NO LABEL sebuah band kecil yang bisa dikenal semua kalangan dan punya banyak teman-teman di seluruh indonesia, banting stir dengan mencoba merangkap vokal guitar apenk memutuskan memformasikan NO LABEL hanya menjadi 4 orang, menulis lagu, latihan, kerja, dan gigs diselingi tour keberbagai daerah, itu yang menjadi kegiatan NO LABEL, setelah anton berkeluarga dia memutuskan untuk memilih NO LABEL sebagai band tunggalnya, itu menunjukan bahwa sikap anton sangat berdedikasi dengan NO LABEL dan itu merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi apenk begitu juga yusek yang mendedikasikan semuanya buat NO LABEL, sedangkan ali masih harus berbagi rasa dengan band lamanya. waktu berjalan dengan pasti dan terasa cukup lama apenk DKK bekerjasama dengan ali, layaknya sebuah keluarga besar. akhirnya ali pun harus memutuskan fokus dibandlamanya a itupun setelah dirasakan kesibukan antara bekerja dan tanggung jawab kepada istri tercintanya dan pada saat ini band awalnya sudah mulai bangun dari tidur lamanya, dengan demikian ali memutuskan untuk membesarkan band lamanya, dan memilih mundur dari NO LABEL , personil NO LABEL cukup mengerti akan posisi ali.
th 2009, posisi guitar lead pernah di isi oleh pria nerdy punk bernama ayie, seorang gitaris dari sebuah band metal punk (Worst Case Scenario) di rekrut berdasarkan audisi yang mereka adakan. merupakan suatu kehormatan bagi apenk, yusek dan anton, ayie bisa bergabung dengan mereka, tetapi memang tidak mudah mencari ang-gota keluarga baru, untuk yang kesekian kalinya mereka harus merelakan ayie, dikare-nakan kesibukan ayie dengan beberapa projectnya yang banyak menyita waktu, sehingga ayie harus mengundurkan diri dari NO LABEL.
th 2010, posisi gitar di isi seorang pemuda berperawakan kecil, tapi mempunyai semangat yang besar untuk bergabung bersama NO LABEL. Sebut saja umar, usianya terbilang muda diantara anggota lain yang terbilang sudah berumur dan berkeluarga, setelah rehat lumayan panjang mulai mereka berlatih kembali dengan diselingi beberapa gigs dan juga mereka mulai menyiapkan beberapa materi untuk album berikutnya yang akan dirilis dalam waktu dekat.
th 2010, formasi NO LABEL terakhir menjadi
apenk - voc/guitar
yusek - bass
umar - lead guitar
anton - drum
th 2014, mereka baru mengeluarkan sebuah single yang disebarkan melalui online dengan memberikan kepada teman-teman setia NO LABEL free alias gratis untuk di download, single berjumlah dua buah lagu itu berisikan, satu buah lagu bertema propaganda tentang sebuah protes kepada keadaan diindonesia sekarang mengenai sosial dan politik yang terjadi, untuk single kedua mereka mencoba meng-cover sebuah lagu dari band rock legendaris di tahun 60an yatu KANSAS dengan hit terbaik mereka berjudul “Dust in the Wind”
to be continue...
keduanya sepakat untuk mencari anggota yang lain, apenk mencoba merekrut fatulo pada vokal dan dewex pada bass, formasi awal sudah terbentuk dimulai dengan mengcover lagu-lagu dari band punk yang menjadi inspirasi mereka seperti NOFX, BAD RELIGION, LAG WAGON DLL, posisi guitar rythm masih kosong isan mencoba merekrut tedy teman lama SMAnya, mulailah Inhaler berlatih, tetapi siapa sangka gigs pertama yg diadakan ternyata tidak semudah yang dibayangan.
first show... kacau “demam panggung” ditempatkan urutan kedua, minim pengetahuan sound alhasil berantakan dan nge-drop... setelah show perdana inhaler kacau akhirnya isan memutuskan untuk mengundurkan diri dengan teddy bergabung bersama band reuniannya bernama pandoraz yang sekarang berganti menjadi “KURO”.
dengan berat hati apenk mencoba memulainya dari awal adalah pekerjaan tidak gampang mencari seorang drumer pada saat itu, khusus-nya untuk musik yang mereka mainkan. dewex merekrut teman rumahnya yang seorang drumer dan memperkenalkannya, masuklah seorang pria bernama didi (kodil) mengisi posisi drum, dan apenk mencoba merekrut teman sekampusnya qibenk untuk mengisi posisi rythm.
th 1998, september akhir, apenk mencoba memulai dari awal lagi, INHALER bukan nama yang tepat untuk visi dan misi selanjutnya maka dirubahlah namanya menjadi NO LABEL. mulai belajar dari kesalahan kemarin dan banyak menyaksikan band-band jakarta yang sudah besar mereka berlatih selama hampir setahun dan juga belajar mempelajari karakter-karakter ampli gitar sebagai pendukung dan karakter sound punk yg diinginkan, setelah proses pembelajaran mereka mencoba membuat dan memainkan lagu-lagu sendiri, selang beberapa bulan dan hanya mengikuti satu kali show qibenk harus hengkang dari NO LABEL demi menyelesaikan studinya yg tertunda, kembali posisi rythm kosong untuk sementara posisi rythm diisi oleh additional, dari hasil DEMO ternyata mendapat respon yang lumayan baik dari teman-teman terdekat sangat mendukung, berbekal pengetahuan musik seadanya (no skill), akhirnya kelimanya untuk mencoba membuat sebuah mini album, melalui proses yg cukup singkat merekam 10 lagu untuk sebuah mini album bertitel “huaaa..!!” dengan hasil sound yg sangat minim dan tanpa pemerosesan yang matang (modal nekat).
NO LABEL mencoba menawarkannya kepada sebuah records indie label, Pinball Records berani mengontrak untuk 400 copy pertama dengan sistem putus.th 2000, debut mini album NO LABEL keluar dipasaran indie pada saat itu.merasa sudah mempunyai sesuatu yg bisa diperkenalkan kepada lingkungan scene mereka mencoba untuk berpartisipasi dalam gigs underground dijakarta.
banyak pengalaman yang mereka rasakan mulai dari perjuangan mengikuti audisi, dispelekan, main alat seadannya, main tanpa bayaran pasti, audience penuh sampai yang sepi dsb.
th 2001, agung (jagur) dari project13 masuk menggantikan posisi qibenk. pria kurus jangkung itu memang dari awal sudah menyenangi NO LABEL sejak latihan pertama kali distudio yang kebetulan adalah tempat kediamannya. agung mulai meramaikan suasana musik NO LABEL pada saat itu.
th 2003, adalah tahun yang mengejutkan diluar dugaan 3 personil NO LABEL mengundurkan diri, kodil, dewex dan agung mereka mengundurkan diri dengan alasan masing-masing, sangat disayangkan kepergian mereka disaat sedang mempersiapkan album yang kedua. perjuangan dari sekian lama terasa sia-sia, tinggallah fatulo dan apenk. perjalanan untuk membesarkan sebuah band memang bukan perkara gampang, masih banyak yang belum tercapai dan keduanya mencoba melanjutkan kembali NO LABEL, apenk mulai merekrut yusek pada bass menggantikan posisi dewex , Ali dari band SPEAK UP menggantikan posisi agung pada lead guitar dan Anton dari band FAST CRASH pada drum menggantikan posisi kodil , masuknya mereka bertiga ternyata banyak mempengaruhi musik-musik yang sebelumnya diusung NO LABEL dengan banyak memasukan variasi-variasi skill yang mereka berdua miliki membuat musik NO LABEL lebih variatif dari sebelumnya.
th 2005, formasi NO LABEL menjadi
fatulo - vocal
apenk - guitar
yusek - bass
ali - lead guitar
anton - drum
mulai latihan penyesuaian dan juga menyelesaikan lagu-lagu untuk album ke dua yg tertunda, berjalan dalam masa penyesuaian tersebut kenyataan yang harus dialami oleh NO LABEL adalah fatulo harus memilih sebuah keputusan antara keluarga dan band, akhirnya diapun rela hengkang dari NO LABEL demi keluarga dan juga dikarenakan merasa ketidak mampuannya membagi waktu antara keduanya, keluarga dengan band.
the end of story?.... Nope
th 2006, apenk mencoba melanjutkan ambisi kecilnya untuk membuat NO LABEL sebuah band kecil yang bisa dikenal semua kalangan dan punya banyak teman-teman di seluruh indonesia, banting stir dengan mencoba merangkap vokal guitar apenk memutuskan memformasikan NO LABEL hanya menjadi 4 orang, menulis lagu, latihan, kerja, dan gigs diselingi tour keberbagai daerah, itu yang menjadi kegiatan NO LABEL, setelah anton berkeluarga dia memutuskan untuk memilih NO LABEL sebagai band tunggalnya, itu menunjukan bahwa sikap anton sangat berdedikasi dengan NO LABEL dan itu merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi apenk begitu juga yusek yang mendedikasikan semuanya buat NO LABEL, sedangkan ali masih harus berbagi rasa dengan band lamanya. waktu berjalan dengan pasti dan terasa cukup lama apenk DKK bekerjasama dengan ali, layaknya sebuah keluarga besar. akhirnya ali pun harus memutuskan fokus dibandlamanya a itupun setelah dirasakan kesibukan antara bekerja dan tanggung jawab kepada istri tercintanya dan pada saat ini band awalnya sudah mulai bangun dari tidur lamanya, dengan demikian ali memutuskan untuk membesarkan band lamanya, dan memilih mundur dari NO LABEL , personil NO LABEL cukup mengerti akan posisi ali.
th 2009, posisi guitar lead pernah di isi oleh pria nerdy punk bernama ayie, seorang gitaris dari sebuah band metal punk (Worst Case Scenario) di rekrut berdasarkan audisi yang mereka adakan. merupakan suatu kehormatan bagi apenk, yusek dan anton, ayie bisa bergabung dengan mereka, tetapi memang tidak mudah mencari ang-gota keluarga baru, untuk yang kesekian kalinya mereka harus merelakan ayie, dikare-nakan kesibukan ayie dengan beberapa projectnya yang banyak menyita waktu, sehingga ayie harus mengundurkan diri dari NO LABEL.
th 2010, posisi gitar di isi seorang pemuda berperawakan kecil, tapi mempunyai semangat yang besar untuk bergabung bersama NO LABEL. Sebut saja umar, usianya terbilang muda diantara anggota lain yang terbilang sudah berumur dan berkeluarga, setelah rehat lumayan panjang mulai mereka berlatih kembali dengan diselingi beberapa gigs dan juga mereka mulai menyiapkan beberapa materi untuk album berikutnya yang akan dirilis dalam waktu dekat.
th 2010, formasi NO LABEL terakhir menjadi
apenk - voc/guitar
yusek - bass
umar - lead guitar
anton - drum
th 2014, mereka baru mengeluarkan sebuah single yang disebarkan melalui online dengan memberikan kepada teman-teman setia NO LABEL free alias gratis untuk di download, single berjumlah dua buah lagu itu berisikan, satu buah lagu bertema propaganda tentang sebuah protes kepada keadaan diindonesia sekarang mengenai sosial dan politik yang terjadi, untuk single kedua mereka mencoba meng-cover sebuah lagu dari band rock legendaris di tahun 60an yatu KANSAS dengan hit terbaik mereka berjudul “Dust in the Wind”
to be continue...